Sunday, March 09, 2008

Solat itu adalah lebih baik dari tidur.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu, ia berkata bahawa Rasulullah sallahu'alaihi wassalam bersabda:

Sesungguhnya solat yang paling berat bagi orang munafik adalah solat Isya' dan solat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, nescaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak

I would set my alarm at least an hour earlier than the time the adzan Subuh would be heard, and this would always be a problem for me at the moment. The alarm would go off, I'd woke up for a few seconds just to turn it off, then my mind would be thinking, "FIVE MORE MINUTES!". And what was intentioned to be awake at a specific time would actually happen an hour later with me thinking, "DARNITS!". And I usually beat myself about it, whilst cleaning up and doing my abulation (wudhu').

So, I picked up a book my dad bought at the Book Fair last week.

"Misteri Shalat Subuh" by Dr. Raghib As-Sirjani

Alhamdulillah, I managed to finish the book in a day (it's quite thin anyways - around 150 pages). Alhamdulillah, the book gave me more knowledge and understanding about the mystery of Solat Subuh. Like what Ustaz Zaharuddin said, if you do something with knowledge, you would get pahala berlipat-lipat ganda (insya Allah), compare to doing something without knowledge. (For example, if all these times you were told - without knowing for sure - that it is better for you - muslimah - to do your solat at home rather than at mosque and you just do it, then you would get, for example one pahala. BUT if you know, with certain, through knowledge that you read, or found, or told with certainty, that it IS better for you to solat at home, more specifically in your room, rather than at the mosque (given the situation that you are at home, and not outside travelling), then when you kerjakan, you would more likely get 27 pahala (insya Allah) - which is the same pahala you would get if you were to solat berjemaah at mosque.) I'm like WHEE~!

Anyways, back to this. Throughout the book, the author gave example of how the non-muslims in the West would wake up most like around the time it is for Solat Subuh for the muslims, and for what? To get ready to face the day, traffic, to go to work. And heavens, they woke up around Subuh prayer time or even earlier than that, why? So that they could arrive at work in time.

Mereka bangun pagi untuk kehidupan dunia, pada saat yang bersamaan dengan waktu solat Subuh. Hajat kemanusiaan mampu mendorong mereka untuk bangun pagi-pagi. Namun mengapa seorang mukmin tidak mahu mengerahkan segenap potensinya untuk menyamai mereka bangun pagi?

Bayangkan, kerana cinta anjing mendorong pemiliknya untuk bangun untuk menghirup udaha pagi yang segar, sedangkan cinta Allah tidak mendorong seorang hamba untuk bangun....?!

Ini adalah ujian yang Allah sediakan untuk hamba-Nya. I have heard so many excuses for not waking up for Fajar. Some were quite ridiculous, to be honest. And it all comes back to your heart, niat and intention. If you WANT, then you WOULD DO IT - regardless of what the circumstances are.

Ujian memiliki ciri-ciri khusus. Pertama; ujian haruslah sulit. Sebab kalau ujian tidak sulit, bahkan sangat mudah, maka semuanya akan lulus, baik mukmin maupun munafik. Akhirnya ujian tidak bisa membedakan antara mukmin dan munafik.

Kedua; ujian tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil. Sebab, kalau ujian tersebut mustahil untuk dilakukan, maka kedua-duanya akan gagal, baik mukmin maupun munafik.

Allah subahanallahu ta'ala berfirman:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al-Baqarah: 286)

Ketiga; ujian ini harus seimbang. Artinya, sulit bagi munafik untuk lulus dalam ujian itu. Namun buka berarti pula mustahil untuk dilakukan. Sehingga terbuka kesempatan bagi mukmin untuk lulus dalam ujian tersebut.

Furthermore, looking back at the history of Nabi Muhammad sallahualayhi wassalam and the wars that happened, the Muslims usually gained victory only after they started fighting when solat Subuh has been done.

Orang-orang soleh dari umat ini selalu memulai perang setelah solat Subuh, bukan sebelumnya, agar solat mereka tidak tertinggal. Kerana waktunya sangat singkat, sehingga didapati saat-saat yang sangat diberkahi pada permulaan hari. Mereka menyempatkan diri memohon Allah azza wajalla untuk mendapat kemenangan

Even Al-Musawar bin Mukharamah rahmatullah menceritakan bahawa ia menjumpai Umar bin Al-Khattab pada malam tertikamnya walaupun kondisi lukanya parah tetapi Umar tetap bangun untuk solat subuh seraya berkata, "Ya, tidak akan mendapat keuntungan sedikitpun dalam Islam bagi orang yang meninggalkan solat". Walaupun darah masih segar mengalir dari luka tikamannya!! Subahanallah!

Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu solat, bukan waktu solat yang harus mengikuti urusan dunia...

"Jika kamu menolong (agama) Allah, maka pasti ia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Muhammad:7)

Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa" (Al-Hajj:40)

Akhiran, kita tanya - apakah masyarakat ideal?

Yang terdiri dari mereka yang mempunyai jabatan, kekuasaan, harta?

Yang terdiri daripada aktris, penyanyi dan aktor?

Yang terdiri dari para dosen di perguruan tinggi meski mereka orang-orang yang sekuler, atau para pakar dan ilmu pengetahuan - walau mereka itu rapuh, atau pedagang dan pemilik pabrik besar - sekalipun mereka ingkar?

LA! NO!

Masyarakat ideal yang hakiki adalah mereka yang terdiri dari orang-orang yang menjaga solat Subuh dengan berjemaah! Carilah mereka yang lulus ujian Allah!!

Sesungguhnya saat ini orang-orang yang rusak dalam masyrakat jauh lebih banyak dibanding orang-orang soleh yang melaksanankan solat Subuh. Kemaksiatan, dosa, dan kejahatan dalam masyarakat jauh lebih besar jumlahnya daripada orang-orang yang merindukan kedekatan dengan Allah. Begitu mudah menghitung orang-orang yang merindukan kebaikan, kemudian ia campakkan hangatnya kasur, nikmatnya istirehat, dankenikmatan dunia. Dia tinggalkan berbagai macam janji dengan orang lain untuk menghadap Allah, mendatangin rumahNya pada jam yang telah ditetapkan! Subahanallah!

If we were able to make time to meet with our beloved one, then how come we are reluctant to make time to the ONE we SHOULD LOVE THE MOST OF EVERYONE ELSE AND OF ALL THINGS? Tepuk dada, tanya iman!

Allah subahanallahu ta'ala berfirman dalam Surah Al-'Isra, ayat 78:

dan (dirikanlah pula solat) subuh. Sesungguhnya solat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)

Ingatlah hatiku,

As-solaatu khairum minan naum - solat itu adalah lebik baik daripada tidur.

(kurangkan tidur untuk Allah, atau tidur awal untuk bangun awal kerana Allah - tapi jangan tidur lepas solat subuh! huhuh atau OVER-tidur!! lol)

ps. It is a reminder to me first and foremost, the one who is still mendidik hati dan diri untuk mencari keredhaan Allah.

pps. I can't wait to sleepoverrrr!! ;)

4 comments:

Ummu Ummati said...

Sweetie, if I may add a few things. When I started to solat again, I was having trouble performing my Isyaa and Subuh, macam terasa amat malas.

So I google up to find out what can I do to overcome this. That was when I came across the hadith that Rasullullah said the level of iman of a person can be determined by these two solat. And the hadith made me cringed.

So Imma share it again with everyone but its a reminder to me first and foremost. Insya-Allah :)

Salat subuh memang merupakan tolok ukur keimanan seseorang.

Jika ada seorang mukmin-walaupun ia jaga puasa, tilawah Al Quran, berzikir atau bahkan ia seorang Dai sekalipun, namun ia masih merasa berat untuk bangun menghadiri salat subuh berjemaah di masjid, maka ia harus banyak bermuhasabah, jangan-jangan ia termasuk dalam katagori sabda Rasulullah SAW :

"Salat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah salat Isya dan salat subuh" (HR.Ahmad),


Ubai bin Ka'ab berkata: "Rasulullah SAW pernah salat subuh, kemudian berkata, 'Apakah kalian menyaksikan bahwa si Fulan salat?' Mereka menjawab, ' Tidak '. Beliau berkata lagi , ' Si Fulan ? '. Mereka menjawab , ' Tidak '. Maka Nabi Mulia itu berkata: "Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan Isya) adalah salat yang berat bagi orang-orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. (HR. Ahmad dan An-Nasai).

Jangan berhenti memuhasabahkan diri, jangan merasa yang iman di dada sudah mencukupi, walhal benda2 yang tani selalu ambil ringan, atu tah yang selalu determine whether we are ahli syurga or ahli neraka.

Sungguh mengkhuatirkan.

Jazakillah for the post :) It's a very good reminder to myself and to all those who read it.

p.s selip ovfer ya dong, ya? ;)

.annisa. said...

Jazakillah for the add-up!! That should be a reminder to me the most!! It's true, I read somewhere that you should never feel what you've done is enough, rather, it's better to feel that what you're doing (the good deeds, ibadah, sedekah, etc) is never enough...inda cukup rasanya... that way, you're training yourself to muhasabah diri, sedar akan kekurangan, and always mencari keredhaan Allah.

Kalau ujian atu sanang, semua tia pass. huhuhu, then what's the use of having an ujian in the first place? I think waking up for Solat Subuh (and solat sunat) is one heavy ujian that I am yet training myself to be used to, insya Allah. Kuatkan semangat, believe that Allah knows.

I remember what Kak Zu said, kalau 'hadiah' tani inda dpt di dunia, insya Allah, di akhirat ada jua tu...

Selip ovfer pretty soon my love! Patience!! :P

Murabiyyah said...

Jazakillah for the reminder sweetie! That snooze button is ONE EVIL BUTTON! (actually nafsuuuu ku sendiri plg tu :()

See you soon insyaAllah! :D

.annisa. said...

Waiyyakum love!!

Insya Allah, we are melatih ourselves to do the ibadah, for the sake of Allah...

Can't wait ;)